Selasa, 26 Maret 2013

Kuliner Jogja: Soto Djiancuk

Siapa sih yang ngga kenal soto? Kalau bahasa Indonesia adalah bahasa nasional kita, maka soto adalah makanan nasional Indonesia hehehe.. Ada banyak macam soto di seluruh penjuru Nusantara dan terlalu banyak kalau mau dibahas di sini. Nah untuk kali ini kita hanya bahas SATU warung  soto dari sekian banyak jenis soto yang ada. 

Nama warungnya adalah Soto Djiancuk. Eitts.. jangan marah dulu, bukan maksudku mau mengumpat ya (jancuk: salah satu jenis umpatan dalam bahasa Jawa). Memang nama warung soto yang berlokasi di dekat PUKJ/kampus PGRI ini adalah Soto Djiancuk. Nama yang cukup catchy hehe.. Lokasinya cukup mudah ditemukan. Dari arah kampus univ PGRI lurus saja terus ke arah barat. Nanti akan terlihat sebuah printed banner lumayan besar yang ditempelkan di sebuah papan besar berbentuk lingkaran.

Gerombolan Lebay
Setelah pesan soto, kami duduk-duduk di teras warung yang berupa bale lesehan sambil makan tempe goreng. Pesanan kami baru datang setelah 15menit lebih. Cukup lama untuk ukuran soto yang biasanya disajikan kurang dari lima menit setelah pemesanan. Soto disajikan dalam sebuah mangkuk kecil dan dialasi piring makan rumahan, sepertinya sih tujuannya biar kuah soto yang penuh banget itu tumpahnya ke piring. 

Muka-muka orang kelaperan
Jika mendengar kata Djiancuk maka akan langsung terasosiasi dengan bahasa Jawa timuran dan tentunya akan mudah ditebak kalau Soto Djiancuk ini adalah soto Jawa Timuran. Yang khas dari soto Jawa Timur adalah kuahnya yang berwarna gelap/buthêk. Ya, hampir seperti coto makasar tapi lebih encer. Ada toping telur rebus dua iris di atasnya, selebihnya hampir sama dengan soto kebanyakan. 

Tadaaa.. ini dia sotonya
Bagaimana dengan rasanya? Hmm.. rasa memang relatif karena berkaitan dengan selera. Kalau menurutku pribadi sih cocok dengan tasteku. Rasa bumbu dan rempah yang kuat namun tidak asin dan tidak terasa "pahit"nya micin. Kuahnya sampe ludes saking doyannya, dan itu ga akan kulakukan kalau rasa garam atau micinnya dominan. 

Untuk harganya aku ga tau, soalnya kemaren ditraktirin sih hehehe.. kayanya sih sekitar 10ribuan. Standar lah untuk harga soto enak dengan mangkuk kecil.

Place : 6 / standar warung soto sederhana
Price : 6 / standar soto jogja
Food : 7.5 / enak

Balik lagi? Yep. Dan rame2 sama temen2.

Sabtu, 09 Maret 2013

The Proposal

30 desember 2012. yep pada tanggal itu aku resmi dilamar kekasihku setelah 2,5 tahun pacaran. Wacana untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius sebenarnya sudah muncul setahun yang lalu. Diawali dengan orang tua kekasihku bersilaturahmi ke rumah di Lebaran 2011. Cuman berhubung anak perempuan satu2nya ini rada "celelekan" kuliahnya dan masih aja hobby keluyuran ke sana-kemari dibanding menyelesaikan skripsinya, jadi ya niat baik itu harus ditunda sampai aku menyelesaikan kewajibanku sebagai mahasiswa. Akhirnya dengan susah payah ditengah kesibukanku main game, karaoke dan jalan-jalan, aku berhasil menyelesaikan kuliahku dengan predikat juru kunci! Ahahahaha... Gak papa lah. Seengganya udah berusaha yang terbaik. Jadi kangen temen2 Psychopat Exclusive Edition nih.. Udah pada ke mana yak mereka?
Back to topic, lamaran. Sebagai anak pertama, keluarga kami ngga punya pengalaman punya gawe. Hal itu tentu bikin kami rada kalang kabut. Apalagi eyang putri dari papa yang biasanya dimintai wejangan sama mama sudah meninggal, jadi bener-bener have no clue. Thanks to google dan semua wanita yang berbaik hati berbagi pengalamannya melalui blog. Kalian sudah menabung amal jariyah dengan berbagi ilmu yang bermanfaat hehehe.. Karena itulah saya bertekad melakukan hal yang sama dengan harapan dapat membantu saudariku sesama wanita khususnya yang tinggal di Kota Magelang. Lamaran kami sifatnya tertutup, hanya keluarga inti dan sesepuh saja, bukan lamaran yang meriah dengan mengundang banyak saudara. Dari pihak kekasihku ada orang tua (ya iya lahhhh..) , kakak-kakaknya plus ponakan, pakdhenya selaku perwakilan, 3 orang kerabat lain plus mas fotografer (err lupa namanya). Sedangkan dari pihak kami semula akan mengundang keluarga lebih banyak karena kami tinggal di perkampungan yang isinya sodara semua. Tapi kemudian kami memutuskan untuk memangkas eh mengurangi jumlah saudara yang diminta hadir ke acara tersebut. Akhirnya dari pihak saya adalah papa mama, adik-adik saya yang ganteng dan berdarah dingin (gak penting, abaikan), pakdhe nya mama selaku perwakilan kami plus istrinya ya.., om+tante dari pihak papa, eyang dari mama, dan satu-satunya tetangga kami (rumah kami cukup mewah-mepet sawah- yang jauh dr pemukiman lain). Oh iya @indahmuslima dan @lalalilinda , kedua teman terbaikku juga hadir dan jadi seksi sibuk hehehe.. thanks ya Candies..
Meskipun acaranya bukan acara lamaran yang besar-besaran, tapi cukup bikin kalang kabut. Dua katering langganan kami sudah full untuk pemesanan hari itu. Sedangkan katering langganan kami yang lain tidak menerima pemesanan kurang dari 50 porsi. Akhirnya salah seorang saudara menyarankan untuk pesan ke restoran Larashati. Restoran ini menyediakan chinese food dan memang langganan kami. Koko ownernya ramah sekali dan sangat membantu saat kami akan menentukan menu plus jumlahnya. Sayangnya restoran ini tidak melayani pesan antar, sehingga kami harus mengambil sendiri (jarak dari rumah sekitar 7 kiloan). Restoran Larashati ini terletak di daerah Bayeman, kira2 tidak sampai 100 meter setelah trafficlight. Lazimnya saat lamaran, pihak pria akan membawa buah tangan berupa makanan khas daerahnya, dan pihak wanita pun juga melakukan hal yang sama. Karena di Magelang khasnya adalah getuk, maka udah bisa dipastikan getuk harus ada di bingkisan itu. Kami pesan di Getuk Eco satu boks besar berisi beberapa boks kecil. Getuk Eco ini menurut kami rasanya paling enak dibanding merk lain. Selain itu kami juga menambahkan tape ketan yang juga dibeli di tokonya Getuk Eco. Lokasinya daerah Jambon. masuk ke jalan sebrangnya SD Tarakanita. Ntar ada plangnya kok. Nama jalannya entahlah :p aku terlalu malas untuk nyari nama alamatnya. Buah tangan terakhir kami menambahkan wajik. Untuk wajik kami membeli di Wajik Salaman. Memang tidak sebeken wajik Ny Week, tapi rasanya jauuhhhh banget. Wajik Salaman ini sangat mempertahankan kualitas dan rasa, juga tidak pakai pengawet. Gulanya pun pakai gula asli, bukan pemanis buatan. Teksturnya lembut dan ngga eneg. Kekurangannya? Jelas ngga seawet wajik Week, lebih tinggi harganya dan ketersediaannya ngga semudah wajik Week. Wajik Salaman hanya tersedia di toko mereka di selatannya pasar Salaman. Persiapan selanjutnya setelah konsumsi adalah ruangan. Karena total yang hadir sekitar 20an orang, kami tidak menggunakan tenda cukup di ruang tamu saja. Rencananya sih settingnya mau kursinya berjajar 2-3 deret dan berhadapan antara keluarga tamu dan tuan rumah. Tapi beberapa tempat persewaan yang kami datangi full semua (pada punya gawe barengan atau memang persewaan alat pesta di magelang masih kurang ya?). Akhirnya kami pakai set roundtable, meja bulat dan kursi VIP yang mengelilingi meja. Persiapan selanjutnya adalah cari MC. Kebetulan keluarga kekasihku dari Jogja yang tinggalnya di deket-deket kauman- jadi ya lumayan njawani gt. Maka dari itu kami minta tolong pranata cara langganan keluarga kami di desa sini yang bahasa Jawanya sip jos mantaptos. Untuk jalannya acara, keluarga kekasihku tiba di rumah sekitar pukul 10, sesuai dengan yang direncanakan. Keluarga mereka kompakan dengan baju tone ungu-fuschia. Sedangkan kekasihku dan aku kembaran pake warna cokelat muda. Aku pake kebaya encim dan jarik. Makeup cukup dandan sendiri (maklum banci lenong) dan hairdo simpel. Sedangkan kekasihku pake jas dengan model high neck collar.


Kompakan pake warna coklat


Mbak-Mbaknya Kekasihku kompakan pake gamis Ungu, so pretty <3 td="">
Setelah salam-salaman dan dipersilahkan duduk, aku duduk sama mama papa dan kekasihku duduk sama orangtuanya, acara dimulai dengan sambutan oleh pranata cara yang intinya adalah pihak keluarga kami menyambut datangnya pihak kekasihku. Sesi kedua adalah perwakilan keluarga kekasihku menyampaikan maksud kedatangan mereka untuk melamar akyuu.. hihihi.. Selanjutnya perwakilan keluarga kami menyatakan menerima lamaran tersebut yeaayy.!! Setelah itu aku duduknya pindah satu meja sama kekasihku dan kami ngobrol sambil cekikian, sedangkan para orang tua berkumpul di satu meja lain untuk membicarakan tanggal yang baik. Tanggal yang baik menurut kami adalah tanggal di mana sebagian besar keluarga bisa hadir hehe jadi kami ngga pake itungan Jawa gitu. Acara ditutup setelah makan siang dan; keluarga kekasihku berpamitan untuk pulang ke Jogja.
Mojo dan Keluarganya
MbahDhe Couples, Aku, dan Mama-Papa