Semarang adalah kota pelabuhan yang sangat terkenal sejak jaman dahulu kala. Begitu tersohornya hingga banyak orang-orang dari negara manca berdatangan bahkan menetap di sini. Orang-orang manca ini akhirnya tidak hanya berdagang dari Arab, Eropa maupun Tiongkok namun juga membawa serta budayanya ke Semarang. Jika sudah sampai pada budaya, tentu tidak bisa lepas dari kuliner.
Kuliner yang akan aku ulas kali ini adalah lunpia. Lunpia atau lumpia adalah salah satu menu khas Tiongkok yang sudah mendunia. Begitu pula di Semarang. Di sini, kudapan yang berisi rebung ini menjadi favorit bahkan jadi jajanan khas yang diburu para pelancong.
icon kuliner Kota Semarang |
Sudah lama aku ingin mencicipi Lunpia Mbak Lien ini tapi tidak juga segera berjodoh. Kemarin minggu saat jalan-jalan keliling kota, kebetulan kami lewat jalan Pemuda dan melihat bannernya. Langsung saja aku minta mampir dan Mojo setuju. Lokasinya di utaranya Toko/Restoran Oen.
Ternyata tempatnya masuk gang. Untungnya ada tulisan besar di depan tokonya jadi sangat mudah dicari. Eh, sebenarnya ngga toko sih. Bentuknya seperti rumah kuno di daerah Kauman Jogja atau Laweyan Solo. Hanya saja interior rumah ini sudah diperbarui dengan wallpaper cantik dan cat yang baru.
Lunpia enak dan ornamen pintu vintage. Sempurna! |
Aku selalu suka penjual yang ramah, dan untukku, itu bisa jadi pertimbangan yang lebih utama daripada rasa yang enak tapi dilayani dengan ketus. Di sini, staffnya ramah-ramah. Padahal biasanya kalau tempat tujuan turis yang sudah legendaris selalu identik dengan penjual yang judes hihihi.. *korban* .
Harga lunpianya cukup terjangkau, mulai 11ribu sampai 13ribu saja. Yang bikin aku makin suka adalah saus, daun bawang, saus bawang putih, dan cabe rawitnya disediakan di meja dan kita bebas mau ambil sesuka hati. Karena aku penggemar bawang putih, kupuas-puasin lah ambilnya. Hehehe.. Jadi inget di lunpia anu yang bentuknya ala ala fast food, aku dan Mojo mesti gondok karena masing-masing kami beli 2 lunpia namun hanya dikasi satu wadah mungil saus. Saat kami mau minta tambah (karena asumsiku seharusnya 1 lunpia dapat 1 wadah saus dong), staffnya menolak dengan alasan 1 pembeli hanya dapat 1 cup kecil saus berapapun yang dibeli. Padahal juga, aku pernah makan di tempat yang sama, makan 2 lunpia dapat 2 cup saus. Hanya bedanya, dulu aku transaksi 2x. Pesen 1, terus pesen lagi. Tapi kan.. Tapi kan.. Apa bedanya coba? Dan lagian saus doaaangg.. Bukan minta ekstra udang apa kepiting. Huh.. Yaudahlah.. Yang penting udah ga perlu ke sana lagi *pukpuk myself*
Balik lagi di Lunpia Mbak Lien, porsinya lumayan besar. Satu porsi cukup untuk camilan ringan. Tapi kalau dua juga masi bisa sih hihihi.. Isinya juga padat. Untuk makan disediakan garpu, tapi aku langsung pakai jurus tangan kosong. Pake garpu malah syusyeh.. Langsung aja, samber pake tangan, cocol sana cocol sini, terus hap! Yummyy..
saus bawang putihnya joss.. bikin vampir ga brani deket-deket *termasuk gebetan* :p |
Price : 7 Tidak mahal untuk lunpia sebesar itu
Product : 8 enaaakkkk
Place : 6 mudah dicari, mudah dijangkau, masuk gang dikit. Minusnya gerah.
Product : 8 enaaakkkk
Place : 6 mudah dicari, mudah dijangkau, masuk gang dikit. Minusnya gerah.
Ke sini lagi? Pastiiii!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar